rss

Wednesday, January 27, 2010

Bermasalah dg Atasan


Dalam suatu tempat kerja (bisa disebut Perusahaan) yang mempunyai hierarki jabatan secara vertikal (atasan-bawahan), sering kita menjumpai adanya sebuah perbedaan pendapat. Perbedaan tersebut dapat berupa apa saja, semisal sebuah penafsiran benar atau salah yang berkaitan dengan SOP- Standar Operasional Prosedur. Disini atasan enggan untuk mengalah, begitu juga dengan bawahan yang masih memegang prinsip dan idealisme yang tinggi, sehingga terjadi cek-cok diantara keduanya yang berakibat suasana kerja menjadi tidak kondusif.

Hal ini terjadi pada saya pribadi. Saya bekerja dalam suatu perusahaan distribusi consumer goods ternama dikota Gudeg Jogjakarta. Apa yang saya alami mungkin pernah terjadi juga pada anda-anda pembaca blog ini.

Peristiwanya seperti ini, saya sebagai seorang karyawan mempunyai kewajiban untuk setor uang ke bank, namun dikarenakan suatu dan lain hal terdapat selisih lebih pada setoran yang saya lakukan. Dan hal tersebut diketahui oleh control finance yang bekerja di pusat, oleh orang pusat disarankan untuk mencari tahu darimana asal selisih tersebut. Setelah saya runut dan teliti semua saya yakin pada satu kesimpulan bahwa saya telah salah menulis pada slip setoran yang mengakibatkan selisih lebih (itu berarti antar fisik uang dengan slip setoran berbeda, lebih banyak slipnya), dan kebetulan salah seorang teller mengatakan kalau baru aja nombok sebesar selisih lebih yang saya setor. Hal tersebut lalu saya kemukakan pada atsan saya, namun beliau dengan tegas mengatakan kepada saya untuk mencari bukti bahwa memang itu kekeliruan bank. Memang sulit untuk mencari tahu sekaligus mendapatkan bukti bahwa uang tersebut adalah milik teller bank XXX, karena slip setoran telah di validasi dan ditandatangani teller yang bersangkutan dimana telah menjadi bukti sah dan kuat bahwa setoran saya benar.

Kalau dilogika uang tersebut adalah milik teller, karena pada saat saya setoran pada hari itu juga teller kekurangan setoran, ya meskipun probabilitas kekeliruan terbilang besar. Yang jadi persoalan, atsan saya ngotot untuk menahan uang tersebut dan mengatakan akan memasukannya menjadi other income. What the F**K!!! bukan uang perusahaan, bukan uang atasan, kenapa harus dimasukan ke other income?? bagaimana dengan tellernya? Bekerja untuk dapat duit kok malah nombok... apa yang membuat mereka memaksa?? adalah sebuah tanda tanya besar.

Sesuatu yang bukan miliknya, bukan haknya, kenapa harus dibuat susah untuk mengeluarkanya, toh nggak ada ruginya, perusahaan gag rugi, atasan saya juga gag rugi, bagi saya perusahaan juga akan berpengaruh dengan uang yang bila dibandingkan dengan labanya perbulan hanya 0.5% saja.

Pelajaran yang saya dapat adalah jangan pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya.

0 comments:


Post a Comment

Followers

Link Sahabat Blogger